Wednesday, December 9, 2009

KTI HIPERTENSI

Latar Belakang Masalah
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik ? 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ? 90 mmHg (polaski, et all 1992, H: 781). Penyebab hipertensi adalah idiopatik (primer) yaitu berkisar 90-95 % dan sekunder 5-10% dari semua kasus hipertensi. Penyebab hipertensi primer tidak diketahui, tapi berhubungan erat dengan faktor genetik,obesitas, stres, lingkungan dan rokok sedangkan hipertensi sekunder disebabkan oleh penyakit ginjal dan beberapa penyakit lain yang dapat meningkatkan perangsangan syaraf simpatis.
Dinegara industri hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan global yang memerlukan penanggulangan yang baik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prevalensi hipertensi seperti ras, umur, obesitas, asupan garam yang tinggi dan adanya riwayat hipertensi dalam keluarga.

Di Amerika Serikat, 15 % golongan kulit putih dewasa menderita hipertensi dan 25 - 30 % golongan kulit hitam dewasa menderita hipertensi. Mereka yang menderita hipertensi mempunyai resiko besar bukan saja terhadap penyakit jantung, tetapi juga terhadap penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan vaskular. Makin tinggi tekanan darah makin besar resikonya dan peningkatan tekanan darah akan menaikkan mortalitas dan morbilitas.
Di Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh karena angka prevalensinya yang tinggi. Di Indonesia, sampai saat ini belum terdapat penyelidikan yang bersifat nasional, multisenter, yang dapat menggambarkan prevalensi hipertensi secara tepat. (Suyono, at all, 2001, H: 453 - 454).
Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan, penderita hipertensi mungkin tidak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Masa laten ini menyelubungi perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna. Bila terdapat gejala, sifatnya non spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Kalau hipertensi tidak dirawat maka mengakibatkan kematian karena payah jantung, infark Miokardium, stroke, atau payah ginjal. Penemuan dini hipertensi dan perawatan yang efektif dapat mengurangi kemungkinan morbilitas dan mortalitas. Dengan demikian pemeriksaan tekanan darah secara teratur mempunyai arti penting dalam perawatan hipertensi. (Sylvia, 1995 : 533).
Hipertensi perlu mendapatkan perawatan serius karena, peningkatan tekanan darah yang menahun, secara patofisiologis dapat menimbulkan masalah keperawatan baik aktual maupun resiko yang berdampak pada penyimpangan pada kebutuhan dasar manusia seperti kardiak output yang meningkat, intoleransi aktivitas, gangguan rasa nyaman nyeri: kepala, nutrisi lebih dari kebutuhan, koping inefektif dan kurang pengetahuan. Dan apa bila hal ini tidak ditangani akan menimbulkan berbagai jenis komplikasi penyakit, bahkan menimbulkan kematian.
Berdasarkan data yang diperoleh dari medical record di rumah sakit Labuang Baji Makassar untuk tahun 2003 - 2004, angka kejadian hipertensi sebanyak 254 orang (2,25%) terdiri dari laki-laki 96 orang (37.7%) dan perempuan 158 orang (62,2%), penderita penyakit dari 11.269 pasien yang rawat inap di ruangan interna. Tingginya angka kejadian hipertensi dapat berdampak terhadap peningkatan mutu anggaran RSU Labuang Baji Makassar merupakan Rumah Sakit tipe B yang dijadikan sebagai lahan praktek kerja lapangan (PKL) bagi peserta D III, D IV, SI,.Kep sehingga harus memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas.
Melihat kejadian diatas, maka penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Tn”K” dengan gangguan sistem kardiovaskuler hipertensi di ruang interna kamar 202 RSU Labuang Baji Makassar Tgl 09 s/d 11 Agustus 2004.

No comments:

Post a Comment