Wednesday, December 9, 2009

KTI HIPERTIROIDISM

Latar Belakang
Pada hakekatnya keperawatan memandang manusia sebagai makhluk yang unik secara biopsikososiospiritual dan kultural. Dan sebagai makhluk biologis, manusia yang tersusun dari berbagai sistem dan fungsi organ telah diciptakan begitu sempurna. Organ-organ yang ada dalam tubuh diharapkan dapat berfungsi dengan baik. Organ tersebut akan mempengaruhi tubuh secara keseluruhan, termasuk jika salah satu organ kurang atau tidak dapat berfungsi seperti biasanya.
Disamping itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia dan membawa dampak terhadap kompleksnya permasalahan kesehatan, baik yang positif maupun yang negatif. Dan sejalan dengan hal tersebut, pelayanan kesehatan dan keperawatan di rumah sakit juga mengalami perkembangan akibat meningkatnya tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan yang prima.
Kondisi kesehatan masyarakat sekarang ini, memungkinkan terjadinya perubahan pada pola penyakit. Untuk menjaga keseimbangan fisik, sistem endokrin berfungsi sebagai regulator yang mengatur berbagai proses yang terjadi dalam tubuh, terutama proses yang berkaitan dengan fungsi hormonal. Perubahan-perubahan yang terjadi pada aktifitas kelenjar dan hormon biasanya menimbulkan efek yang bermacam-macam, salah satu masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelenjar endokrin adalah hipertiroidisme.
Hipertiroidisme terjadi sebagai akibat rnalfungsi hipofisis yang memberikan gambaran kadar HT dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya. Kelenjar tiroid ini memproduksi hormon yang disebut hormon tiroksin, dimana yodium merupakan unsur penting hormon tersebut. Pada orang yang kekurangan yodium ini kelenjar tiroid bekerja sangat aktif sehingga membesar dan mudah terlihat menonjol. Inilah yang disebut gondok (www.indomedia.com diakses tgl 8 september 2007)
Jumlah penderita hipertiroid terus meningkat. Hipertiroid merupakan penyakit hormon yang menempati urutan kedua terbesar di Indonesia setelah diabetes. Posisi ini serupa dengan kasus di dunia. Di RS Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, pasien diabetes mencapai 35.000 orang, sedangkan pasien hipertiroid mencapai 1.000 orang [Aries Kelana, dkk, Kesehatan, GATRA, Nomor 11 Beredar Senin 27 Januari 2003]
Menurut catatan medik RSUD Kabupaten Sinjai, jumlah pasien hipertiroid tahun 2006 sebanyak 38 orang yang dirawat jalan dan 10 orang yang dirawat inap, sedangkan tahun 2007 sebanyak 25 rawat jalan dan 15 orang yang dirawat inap. Angka-angka tersebut menunjukan suatu peningkatan jumlah kasus hipertiroidisme yang menjalani operasi.
Dari fenomena diatas, mendorong penulis untuk memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan hipertiroid

No comments:

Post a Comment