Wednesday, December 9, 2009

KTI TUMOR MAMMAE

Latar Belakang
Pada hakekatnya keperawatan memandang manusia sebagai makhluk yang unik secara biopsikososiospiritual dan kultural. Dan sebagai makhluk biologis, manusia yang tersusun dari berbagai sistem dan fungsi organ telah diciptakan begitu sempurna. Organ¬-organ yang ada dalam tubuh diharapkan dapat berfungsi dengan baik. Organ tersebut akan mempengaruhi tubuh secara keseluruhan, termasuk jika salah satu organ kurang atau tidak dapat berfungsi seperti biasanya.
Dan sejalan dengan hal tersebut, pelayanan kesehatan dan keperawatan di rumah sakit juga mengalami perkembangan akibat meningkatnya tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan yang prima, apalagi dengan adanya pergeseran-pergeseran nilai budaya yang menyebabkan perubahan pada pola hidup yang berdampak terhadap munculnya berbagai jenis penyakit, termasuk fibroadenoma/fibrokistik mammae yang dapat menjadi kanker payudara (Carsinoma Mammae).

Penyakit fibrokistik payudara dikenal juga sebagai penyakit payudara jinak yang ditandai oleh adanya benjolan-benjolan yang dapat diraba dalam berbagai ukuran dan nyeri bila ditekan selama stadium daur haid. Pembengkakan seringkali terjadi pada wanita normal yang sehat. Walaupun sebagian besar benjolan yang bervariasi sesuai daur haid bersifat jinak, tetapi sebagian lesi dapat berploliferasi dan mempelihatkan pertumbuhan sel yang atipikal
Carsinoma mammae adalah neoplasma ganas yang merupakan suatu pertumbuhan jaringan payudara abnormal yang berbeda dengan jaringan disekitarnya tumbuh secara infiltrat dan destruktif serta dapat bermetastase atau dengan kata lain kanker payudara adalah suatu tumor ganas epitel glandular dari kelenjar payudara.
Penyakit carcinoma, khususnya carcinoma mammae dapat ditemukan baik pada wanita maupun laki-laki, frekuensi bertambah terutama pada usia 30 - 35 tahun dan meningkat pada umur 30 - 50 tahun. Kanker payudara pada laki-laki umumnya lebih agresif dari pada kanker payudara pada wanita. Kanker payudara pada kaum Adam nampaknya belum banyak dikenal di Indonesia saat ini (www.kingfoto.com. akses tanggal 29 Agustus 2006).
Carsinoma mammae biasanya timbul dari sel-sel yang berasal dari jaringan lobular, kanker ini dapat bersifat invasive (infiltrate) maupun noninfasif (in situ). Lebih jauh lagi kejadian kanker yang paling sering kejadiannya pada mammae adalah carcinoma ductul invasive di ikuti oleh lobular carsinoma infasif, carcinoma (in situ) memiliki insiden terkecil (R. Syamsuddin dan Wim De Jong, 1997).
Kanker payudara merupakan salah satu kanker berbahaya yang sudah banyak menimbulkan korban. Di Indonesia kanker payudara menduduki peringkat kedua setelah kanker leher rahim yang paling banyak menyerang wanita Indonesia. Salah satu cara mencegahnya adalah dengan penyadaran diri untuk pemeriksaan payudara lebih awal (www.media-idebajingloncat.com diakses tanggal 1 September 2007) . Kanker payudara merupakan penyebab kematian nomor 2 untuk perempuan di Indonesia. Padahal, kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang dapat dideteksi dini. Namun, tingkat kesadaran masyarakat yang rendah menyebabkan tingginya tingkat stadium pasien kanker payudara di Indonesia (www.pitapink.com situs resmi Yayasan Kanker Payudara Jakarta , diakses tanggal 1 September 2007).
Kanker payudara ternyata bukan monopoli kaum wanita. Kaum pria pun bisa mengalaminya. Meski angkanya relatif kecil yakni hanya sekitar 1%. Kanker payudara pada pria harus diwaspadai sejak dini karena bisa mengakibatkan kematian sebagaimana yang terjadi pada wanita. Insiden kanker payudara pada dekade terakhir memperlihatkan kecenderungan meningkat. Di Indonesia kanker payudara menduduki tempat kedua dari sepuluh terbanyak setelah kanker mulut rahim di tempat pertama (www.mer-c.org diakses tanggal 1 September 2007).
Permasalahan mendasar pula dari kanker payudara adalah tingkat kekambuhan walaupun telah dioperasi, bahkan sekitar 90% pasien sembuh setelah dioperasi ternyata masih memiliki resiko kekambuhan (www.detiknews.com diakses tanggal 1 September 2007). Menurut ahli bedah konsulen onkologi, dr. Sutjipto, SpB(K) dalam symposium Memahami Pengobatan Kanker Payudara di ruang symposium RS Kanker Dharmasi Jakarta pada tanggal 30 Agustus 2007 bahwa Orang yang pernah kena kanker payudara beresiko tinggi terkena lagi karena faktor DNA, kata ahli bedah (www.detiknews.com diakses tanggal 1 September 2007).
Data penderita penyakit fibroadenoma mammae di RSUD Kabupaten Sinjai yang di rawat selama kurung waktu 2006 tercatat sebanyak 23 orang rawat inap semuanya wanita, dan 42 orang rawat jalan. Tingginya angka kejadian ini yang juga tidak menutup kemungkinan untuk berkembang menjadi kanker payudara menuntut tanggung jawab dan tanggung gugat perawat untuk memberikan asuhan perawatan yang prima untuk mencegah terjadinya dampak yang lebih buruk terhadap klien.
Dari fenomena diatas, dengan adanya pola perkembangan fibroadenoma menjadi kanker payudara mendorong penulis untuk memberikan asuhan perawatan yang lebih mengarah pada klien dengan post operasi carcinoma mammae.

No comments:

Post a Comment