Wednesday, December 9, 2009

KTI KOMUNITAS: ASMA

Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan dan modal dasar manusia untuk hidup produktif dan berdaya guna. Kesadaran akan hal ini menjadi landasan diakuinya kesehatan sebagai hak bagi setiap orang yang mengacu pada visi dan misi pembangunan kesehatan. Pada kenyataannya belum semua orang memiliki kesehatan seperti yang diharapkan, karena belum memadainya penanganan lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan serta faktor keturunanYang mempengaruhi derajat kesehatan yang optimal. (nasrul Efendy 1998, Dasar Keperawatan Masyarakat ).
Indikator untuk menentukan status kesehatan antara lain angka kelahiran, angka kematian, angka harapan hidup dan angka kesuburan. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan adalah faktor lingkungan, faktor perilaku pelayanan kesehatan, faktor keturunan dan faktor masyarakat. Keempat faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap peningkatan status kesehatan.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga yang menjadi prioritas utama adalah keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan. Diantaranya dengan penderita Asma , penyakit ini menyebabkan angka kematian yang cukup tinggi.
Badan kesehatan dunia, World Healthy Organization (WHO) memperkirakan setiap tahun penderita penyakit Asma bertambah sekitar 10.000 orang. Sekarang jumlah penderita sudah mencapai 100-150 juta penduduk didunia. Sementara itu prevalensi Asma Internasional bervariasi antara 5-30%. (Asma Banyak Menyerang Anak-Anak Sinar Harapan.co.id 12 mei 2004)
Prevalensi asma pada anak Indonesia cukup tinggi. Walaupun data di daerah belum ada, namun di beberapa sekolah di kota-kota besar seperti Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, malang dan Denpasar menunjukkan prevalensi pada anak SD berkisar antara 3,7-16,4%, sedangkan padsa anak SMP di Jakarta 5,8% pada tahun 1994. (Asma Banyak Menyerang Anak-Anak Sinar Harapan.co.id 12 mei 2004)
Penyakit asma adalah suatu keadaan dimana saluran napas mengalami penyempitan karena hiperaktifitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan penyempitan ini bersifat sementara (Penyakit Asma http;//Medikastore.com,23 Agustus 2005).
Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun1996, penyakit-penyakit yang menyebabkan sesak napas seperti bronchitis, entisema asma merupakan penyebab kematian ke-7 di Indonesia. WHO memperkirakan antara 100-150 juta penduduk didunia menderita Asma dan diperkirakan jumlahnya terus bertamba skitar 180.000 setip tahunnya. Asma terdapat dan tersebar diseluruh tempat didunia dengan kekerapan bervariasi. Kekerapan yang paling tinggi ditemukan di negara-negara Anglo-Saxon yakni 17-20%. Di Indonesia belum ada survey nasional, tetapi penilitian yang dilakukan oleh beberapa Institusi menunjukkan kekerapan antara 2-7% (Asma Banyak Menyerang Anak-Anak Sinar Harapan.co.id 12 mei 2004).
Dari hasil pelaporan 2006 yang mempunyai masalah asma di Puskesmas Jongaya yang membawahi 3 Kelurahan yaitu, Jongaya, Bungaya, Pa’baeng-baeng, yang mempunyai masalah Asma dari 2 tahun terakhir. Pada tahun 2005 penderita asma (0,61%), sedangkan pada tahun 2006 penderita asma(0,62%) dari 38,895 jumlah penduduk.
Berdasarkan fomena diatas tersebut maka penulis tertarik menerapkan asuhan keperawatan keluarga Ny “S” yang menderita penyakit Asma di Kelurahan Pa’baeng-baeng Kecamatan Tamalate Kota Makassar dalam wilayah kerja Puskesmas Jongaya

No comments:

Post a Comment